76. حديث
ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ ناسًا مِنْ أَهْلِ الشِّرْكِ كانُوا قَدْ قَتَلُوا
وَأَكْثَروا، وَزَنَوْا وَأَكْثَرُوا، فَأَتَوْا مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم
فَقالُوا: إِنَّ الَّذي تَقُولُ وَتَدْعُو إِلَيْهِ لَحَسَنٌ لَوْ تُخْبِرُنا أَنَّ
لِما عَمِلْنا كَفَّارَةً؛ فَنَزَلَ (وَالَّذينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلهًا
آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَلا
يَزْنُونَ)، وَنَزَلَ: (قُلْ يا عِبادِي الَّذينَ أَسْرَفُوا عَلى أَنْفُسِهِمْ لا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ) أخرجه
البخاري في: 65 كتاب التفسير: 39 سورة الزمر
76.
Ibnu Abbas r.a. berkata: Ada beberapa
orang musyrik yang telah banyak membunuh dan berzina datang tanya kepada Nabi
Muhammad saw.: Sesungguhnya yang anda ajarkan itu baik, andaikan anda dapat
memberitahu bahwa ada jalan untuk menebus dosa-dosa yang telah kami perbuat?
Maka turunlah ayat: "Dan mereka yang tidak meminta kepada Tuhan yang lain
selain Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan oteh Allah kecuali dengan
hak, dan tidak berzina." (Alfurqan ayat 68). Dan ayat: "Katakanlah, hai
hamba-KU yang telah memboros diri (y'a'ni memboros diri dalam menurutkan hawa
nafsu dan dosa), kalian jangan putus harapan dari rahmat Allah. " (Azzumar
53) (Bukhari, Muslim). Lanjutan ayat Alfurqan: "Dan siapa yang berbuat semua itu
tentu mendapat dosa. Akan dilipat gandakan siksa atasnya di hari qiyamat, dan
kekal dalam siksa terhina. Kecuali orang yang tobat dan beriman serta beramal
amal salih, maka untuk mereka Allah akan mengganti semua dosa mereka dengan
hasanat (kebaikan), dan Allah Maha pengampun lagi penyayang." (69-70). lanjutan
ayat: Sesungguhnya Allah dapat mengampun semua dosa, sesungguhnya Allah maha
pengampun lagi penyayang." (Azzumar 53).
77. حديث
حَكيمِ بْنِ حِزامٍ رضي الله عنه، قَالَ: قُلْتُ يا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ
أَشْياءَ كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِها في الْجاهِلِيَّةِ مِنْ صَدَقَةٍ أَوْ عَتاقَةٍ
وَصِلَةِ رَحِمٍ، فَهَلْ فيها مِنْ أَجْرٍ فَقالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم:
أَسْلَمْتَ عَلى ما سَلَفَ مِنْ خَيْرٍ أخرجه
البخاري في: 24 كتاب الزكاة: 24 باب من تصدق في الشرك ثم أسلم
77.
Hakiem bin Hizam r.a. berkata: Ya
Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang ibadat yang telah saya lakukan di masa
jahiliyah seperi sedekah, memerdekakan budak dan silaturrahmi, apakah mendapat
pahala? Jawab Nabi saw.: Anda masuk Islam dengan apa yang telah anda lakukan
dari amal kebaikan. (Bukhari, Muslim). Ya'ni anda akan mendapat pahala dari
amal-amal yang lalu di masa jahiliyah itu, selama anda melakukan seperti itu
sesudah Islam.
78. حديث
عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه، قَالَ: لَمّا نَزَلَتْ (الَّذينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسوا إِيمانَهُمْ بِظُلْمٍ) شَقَّ ذَلِكَ عَلى الْمُسْلِمينَ؛
فَقالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّنا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ قَالَ: لَيْسَ ذَلِكَ،
إِنَّما هُوَ الشِّرْكُ؛ أَلَمْ تَسْمَعُوا ما قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهوَ
يَعِظهُ (يا بُنَيَّ لا تُشْرِكُ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ)
أخرجه
البخاري في: 60 كتاب الأنبياء: 1 باب قول الله تعالى (ولقد آتينا لقمان
الحكمة)
78.
Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: Ketika
turun ayat: Mereka yang beriman dan tidak menodai (mencampuri) iman mereka
dengan dhulum (aniaya), merekalah yang terjamin keamanannya, dan mereka yang
mendapat petunjuk hidayat. Ayat ini benar-benar terasa berat bagi sahabat Nabi
saw. sehingga mereka berkata: Ya Rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak
pernah berbuat dhalim (dosa)? Jawab Nabi saw.: Bukan itu yang dimaksud, yang
dimaksud ialah syirik, tidakkah kamu mendengar nasehat Luqman pada putranya: Hai
anakku jangan mempersekutukan Allah sesangguhnya syirik itu dhulum (aniaya) yang
sangat besar, (Bukhari, Muslim).
79. حديث
أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ
اللهَ تَجاوَزَ عَنْ أُمَّتي ما حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسُها ما لَمْ تَعْمَلْ أَوْ
تَتَكَلَّمْ أخرجه
البخاري في: 68 كتاب الطلاق: 11 باب الطلاق في الإغلاق
79.
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw.
bersabda: Sesungguh-nya Allah memaafkan dari ummatku, apa-apa yang masih
tergerak dalam hati selama belum dibicarakan atau dilaksanakan (dikerjakan).
(Bukhari, Muslim).
80. حديث
أَبي هُرَىْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذا
أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ ىَعْمَلُها تُكْتَبُ لَهُ
بِعَشْرِ أَمْثالِها، إِلى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُها
تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِها أخرجه
البخاري في: 2 كتاب الإيمان: 31 باب حسن إسلام المرء
80.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap hasanat yang
diamalkanny dicatat sepuluh kali lipat gandanya sehingga tujuh ratus, dan tiap
dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu. (Bukhari,
Muslim).
81. حديث
ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فِيما يَرْوي
عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: قَالَ إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَناتِ
وَالسَّيِّئاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْها
كَتَبَها اللهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِها
فَعَمِلَها كَتَبَها اللهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَناتٍ، إِلى سَبْعِمائَةِ
ضِعْفٍ، إِلى أَضْعافٍ كَثيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْها،
كَتَبَها اللهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِها
فَعَمِلَها كَتَبَها اللهُ لَهُ سَيِّئَةً واحِدَةً أخرجه
البخاري في: 81 كتاب الرقاق: 31 باب من هم بحسنة أو بسيئة
81.
Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari
apa yang diriwayatkan dari Allah azza wajala, bersabda: Sesungguhnya Allah
menetapkan hasanat dan sayyi'at kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang
niat akan berbuat hasanat (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya
satu hasanat, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh hasanat, dapat
bertambah hingga tujuh ratus lipat, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat sayyi'at
(dosa) lalu tidak dikcrjakan, di catat untuknya satu hasanat yang cukup
(sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa. (Bukhari,
Muslim).
82. حديث
أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
يَأْتي الشَّيْطانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذا مَنْ خَلَقَ كَذا
حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ
وَلْيَنْتَهِ أخرجه
البخاري في: 59 كتاب بدء الخلق: 11 باب صفة إبليس وجنوده
82.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Syetan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang
menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang
menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A'udzu
billah minasy-syaithanir-rajiem, dan menghentikan suara bisikan itu. (Ya'ni
tidak melayaninya). (Bukhari, Muslim).
83. حديث
أَنَسِ بْنِ مالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَنْ يَبْرَحَ
النَّاسُ يَتَساءَلُونَ حَتّى يَقُولوا: هذا اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ، فَمَنْ
خَلَقَ اللهَ أخرجه
البخاري في: 96 كتاب الاعتصام: 3 باب ما يكره من كثرة السؤال
83.
Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah
saw. bersabda: Selalu orang bertanya-tanya sehingga mereka berkata: Ailah yang
menjadikan segala sesuatu, maka siapakah yang menjadikan Allah? (Bukhari,
Muslim).
84. حديث
عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم مَنْ حَلَفَ يَمينٍ صَبْرٍ لِيَقْتَطِعَ بِها مَالَ امْرِىءٍ مُسْلِمٍ،
لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبانُ فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْديقَ ذَلِكَ (إِنَّ
الَّذينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللهِ وَأَيْمانِهِمْ ثَمَنًا قَليلاً أُولئِكَ لاَ
خَلاقَ لَهُمْ في الآخِرَةِ) إِلى آخر الآية؛ قَالَ فَدَخَلَ الأَشْعَثُ بْنُ
قَيْسٍ وَقَالَ: ما يُحَدِّثُكُمْ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمنِ قُلْنا: كَذا وَكَذا،
قَالَ فيَّ أُنْزِلَتْ: كانَتْ لي بِئْرٌ في أَرْضِ ابْنِ عَمٍّ لي، قَالَ
النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: بَيِّنَتُكَ أَوْ يَمينُهُ؛ فَقُلْتُ: إِذًا
يَحْلِفَ يا رَسُول اللهِ؛ فَقالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: مَنْ حَلَفَ عَلى
يَمينِ صَبْرٍ يَقْتَطِعُ بِها مَالَ امْرِىءٍ مُسْلِمٍ، وَهُوَ فِيها فاجِرٌ
لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبانُ أخرجه
البخاري في: 65 كتاب التفسير: 3 سورة آل عمران 3 باب إن الذين يشترون بعهد
الله
84.
Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang berani sumpah untuk mengambil hak (harta)
seorang muslim, ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka kepadanya.
Maka Allah menurunkan kebenaran keterangan itu di ayat 77 Alimran: "Sesungguhnya orang yang
menukar (membeli) janji Allah dan sumpah dengan harta yang sedikit, mereka tidak
akan mendapat bagian di akhirat, dan Allah tidak berkata-kata pada mereka pada
hari qiyamat dan tidak akan melihat mereka, dan tidak akan memaafkan mereka
bahkan tetap bagi mereka siksa yang pedih." (Al-Imran 77). Kemudian masuklah Al-Asy'ats bin Qays dan
tanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami:
Ini dan itu, lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu saya
memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw.
bersabda kepadaku: Harus anda membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta
sumpahnya, lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya
Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda: Siapa yang berani sumpah untuk mengambil
hak seorang rnuslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap pada Allah
sedang Allah murka kepadanya. (Bukhari, Muslim).
85. حديث
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مالِهِ فَهُوَ شَهيدٌ أخرجه
البخاري في: 46 كتاب المظالم: 33 باب من قاتل دون ماله
85.
Abdullah bin Amr r.a. berkata: Saya telah
mendengar Nabi saw. bersabda: Siapa yang terbunuh mati karena membela
(mempertahankan) haknya (harta, miliknya) maka ia mati syahid. (Bukhari,
Muslim).
86. حديث
مَعْقِلِ بْنِ يَسارٍ، أَنَّ عُبَيْدَ اللهِ بْنَ زِيادٍ عادَهُ في مَرَضِهِ الَّذي
مَاتَ فِيهِ، فَقَالَ لَهُ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَديثًا سَمِعْتُهُ مِنْ
رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
يَقُولُ: ما مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعاهُ اللهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْها بِنَصيحَةٍ
إِلاّ لَمْ يَجِدْ رائِحَةَ الْجَنَّةِ أخرجه
البخاري في: 93 كتاب الأحكام: 8 باب من استرعى رعية فلم ينصح
86.
Ma'qil bin Yasaar r.a. ketika sakit di
sambang (dijenguk) oleh gubernur Ubaidillah bin Ziyaad, maka Ma'qil berkata:
Saya akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang telah aku dengar dari
Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyat,
lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, maka ia tidak akan dapat
merasakan bau sorga. (Bukhari, Musiim). Ya'ni bila tidak merasakan bau sorga
maka pasti masuk neraka.
87. حديث
حُذَيْفَةَ قَالَ: حَدَّثَنا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم حَديثَيْنِ،
رَأَيْتُ أَحَدَهُمَا، وَأَنا أَنْتَظِرُ الآخَرَ حَدَّثَنا أَنَّ الأَمانَةَ
نَزَلَتْ في جَذْرِ قُلوبِ الرِّجالِ، ثُمَّ عَلِمُوا مِنَ الْقُرْآنِ ثُمَّ
عَلِمُوا مِنَ السُّنَّةِ وَحَدَّثَنا عَنْ رَفْعِها قَالَ: يَنامُ الرَّجُلُ
النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الأَمانَةُ مِنْ قَلْبِهِ، فَيَظَلُّ أَثَرُها مثل أَثَر
الْوَكْتِ، ثُمَّ يَنامُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ، فَيَبْقى أَثَرُها مِثْلَ
الْمَجْلِ كَجَمْرِ دَحْرَجْتَهُ عَلى رِجْلِكَ، فَنَفِطَ فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًا
وَلَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ، فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبايَعُونَ فَلاَ يَكَادُ أَحَدٌ
يُؤَدِّي الأَمَانَةَ، فَيُقَالُ إِنَّ فِي بَنِي فُلاَنٍ رَجُلاً أَمِينًا؛
وَيُقَالُ لِلرَّجُلِ مَا أَعْقَلَهُ وَمَا أَظْرَفَهُ وَمَا أَجْلَدَهُ وَمَا فِي
قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ وَلَقَدْ أَتَى عَلَيَّ زَمَانٌ وَمَا أُبَالِي
أَيَّكُمْ بَايَعْتُ؛ لَئِنْ كَانَ مُسْلِمًا رَدَّهُ عَلَيَّ الإِسْلاَمُ، وَإِنْ
كَانَ نَصْرَانِيًّا رَدَّهُ عَلَيَّ سَاعِيهِ، فَأَمَّا الْيَوْمَ، فَمَا كُنْتُ
أُبَايِعُ إِلاَّ فُلاَنًا وَفُلاَنًا أخرجه
البخاري في: 81 كتاب الرقاق: 35 باب رفع الأمانة
87. Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw.
telah menceriterakan kepada kami dua hadits, dan aku telah melihat yang satu dan
sedang menanti yang kedua. Rasulullah saw. menceriterakan bahwa amanat (iman)
pada mulanya turun dalam lubuk hati manusia, lalu mereka mengerti Alqur'an dan
mengetahui sunnaturrasul. Kemudian menceriterakan tercabutnya amanat (iman),
ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal
bekasnya seperti bintik yang hampir hilang, kemudian tidur pula maka tercabut
pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapal (belulang/kulit yang keras bekas
kerja), bagaikan bara api yang anda injak di bawah tapak kaki, sehingga melambung
(membengkak) maka tampaknya
membesar tetapi tidak ada apa-apanya, maka pada esok harinya orang-orang
berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat, dapat dipercaya,
sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat
(dapat dipercaya), sehingga dipuji-puji: Alang-kah pandainya, alangkah ramahnya,
alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat semut (zarrah) dari
iman. (Bukhari, Muslim). Hudzaifah
berkata: Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang
dalam jual beli, jika bertepatan seorang muslim, maka ia baik karena takut hukum
agamanya, dan jika seorang Kristen (atau kafir) maka ia takut dari hukuman
pemerintah-nya, adapaun masa kini maka aku tidak dapat mempercayai kecuali satu,
dua orang yaitu fulan dan fulan.
88. حديث
حُذَيْفَةَ، قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ عُمَرَ رضي الله عنه فَقَالَ: أَيُّكُمْ
يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي الْفِتْنَةِ قُلْتُ: أَنَا
كَمَا قَالَهُ، قَالَ: إِنَّكَ عَلَيْهِ أَوْ عَلَيْهَا لَجَرِيءٌ؛ قُلْتُ فِتْنَةُ
الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ
وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ وَالنَّهْيُ، قَالَ: لَيْسَ هذَا أُرِيدُ
وَلكِنْ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَا يَمُوجُ الْبَحْرُ، قَالَ: لَيْسَ
عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا
بَابًا مُغْلَقًا، قَالَ: أَيُكْسَرُ أَمْ يُفْتَحُ قَالَ: يُكْسَرُ، قَالَ: إِذًا
لاَ يُغْلَقُ أَبَدًا قُلْنَا: أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ الْبَابَ قَالَ نَعَمْ،
كَمَا أَنَّ دُونَ الْغَدِ اللَّيْلَةَ، إِنِّي حَدَّثْتُهُ بِحَدِيثٍ لَيْسَ
بِالأَغَالِيطِ فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَ حُذَيْفَةَ، فَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا
فَسَأَلَهُ؛ فَقَالَ: الْبَاب عُمَرُ أخرجه
البخاري في: 9 كتاب مواقيت الصلاة: 4 باب الصلاة كفارة
88.
Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kita duduk
di majelis Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya: Siapakah di antara kalian yang ingat
sabda Nabi saw. mengenai fitnah? Jawabku: Saya. Umar r.a. berkata: Andalah yang
berani menerangkannya. Lalu saya berkata: Fitnah (ujian/bala') yang menimpa
seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus
oleh salat, puasa, sedekah dan amer ma'ruf nahi munkar. Umar r.a. berkata: Bukan
itu yang saya tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut.
Jawab Hudzaifah: Anda tidak usah kuatir ya amiral mu'minin, di antaramu dengan
fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup. Umar r.a. bertanya: Apakah
pintu itu akan dibuka atau dipecah? Jawab Hudzaifah: Dipecah. Umar r.a. berkata:
Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya
kepada Hudzaifah: Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu? Jawab Hudzaifah:
Ya, sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ini malam. Sungguh aku telah
menerangkan padanya hadits yang sebenarnya dan bukan yang salah.
Kami merasa
gentar. untuk menanya Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah
pintu itu? Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a. (Bukhari,
Muslim).
89. حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ:
إِنَّ الإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى
جُحْرِهَا أخرجه
البخاري في: 29 كتاب فضائل المدينة: 6 باب الإيمان يأرز إلى المدينة
89.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Sesungguhnya iman itu akan kembali berkumpul di Madinah sebagaimana
ular kembali ke dalam lubangnya. (Bukhari, Muslim).
90. حديث
حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم اكْتُبُوا لِي
مَنْ تَلَفَّظَ بِالإِسْلاَمِ مِنَ النَّاسِ فَكَتَبْنَا لَهُ أَلْفًا
وَخَمْسَمِائَةِ رَجُلٍ فَقُلْنَا نَخَافُ وَنَحْنُ أَلْفٌ وَخَمْسُمِائَةٍ
فَلَقَدْ رَأَيْتُنَا ابْتُلِينَا حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي وَحْدَهُ
وَهُوَ خَائِفٌ أخرجه
البخاري في: 56 كتاب الجهاد 181 باب كتابة الإمام للناس
90.
Hudzaifah r.a. berkata: Nabi saw.
bersabda: Catatkanlah untukku nama orang-orang yang telah masuk Islam, maka kami
catat seribu lima ratus orang, dan kami berkata: Apakah tuan takut (khawatir)
terhadap kami padahal kini seribu lima ratus orang. Kemudian nyata kami telah
diuji dengan bala' ketakutan sehingga adakalanya orang shalat sembunyi sendirian karena takut. (Bukhari, Muslim).
91. حديث
سَعْدٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَعْطَى رَهْطًا
وَسَعْدٌ جَالِسٌ، فَتَرَكَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً هُوَ
أَعْجَبُهُمْ إِلَيَّ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ مَا لَكَ عَنْ فُلاَنٍ
فَوَاللهِ إِنِّي لأَرَاهُ مُؤْمِنًا، فَقَالَ: أَوْ مُسْلِمًا فَسَكَتُّ قَلِيلاً
ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَعْلَمُ مِنْهُ فَعُدْتُ لِمَقَالَتِي فَقُلْتُ: مَا لَكَ
عَنْ فُلاَنٍ فَوَاللهِ إِنِّي لأَرَاهُ مُؤمِنًا فَقَالَ: أَوْ مُسْلِمًا
فَسَكَتُّ قَلِيلاً ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَعْلَمُ مِنْهُ، فَعُدْتُ لِمَقَالَتِي،
وَعَادَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَالَ: يَا سَعْدُ إِنِّي
لأُعْطِي الرَّجُلَ، وَغَيْرُهُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْهُ، خَشْيَةَ أَنْ يَكُبَّهُ
اللهُ فِي النَّارِ أخرجه
البخاري في: 2 كتاب الإيمان: 19 باب إذا لم يكن الإسلام على الحقيقة
91. Sa'ad
bin Abi Waqqash
r.a. berkata: Rasulullah
saw. memberi beberapa orang bagian, sedang Sa'ad duduk melihat, maka
Sa'ad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah tuan tinggalkan si Fulan padahal saya
tahu dia seorang mu'min. Nabi saw. bersabda: Ataukah Muslim. Maka diamlah Sa'ad
sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakan tuan
tinggalkan Fulan, demi Allah saya tahu dia seorang mu'min. Nabi saw. bertanya:
Ataukah muslim? Maka diamlah Sa'ad sementara, lalu mengulang kembali
pertanyaannya, dan Nabi juga mengulangi sabdanya, kemudian Nabi saw. bersabda:
Ya Sa'ad, adakalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu
lebih aku sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus dalam api neraka.
(Bukhari, Muslim).
Ya'ni
khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw.
sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka;
92. حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ
نَحْنُ أَحَقُّ بِالشَّكِّ مِنْ إِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ: (رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ
تُحْيِي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤمِنْ قَالَ بَلَى وَلكِنْ لِيَطْمَئِنَّ
قَلْبِي) وَيَرْحَمُ اللهُ لُوطًا، لَقَدْ كَانَ يَأْوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ؛
وَلَوْ لَبِثْتُ فِي السِّجْنِ طولَ مَا لَبِثَ يُوسُفَ لأَجَبْتُ الدَّاعِيَ
أخرجه
البخاري في: 60 كتاب الأنبياء: 11 باب قوله عز وجل (ونبئهم عن ضيف
إبراهيم)
92.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Kami lebih layak untuk ragu daripada Nabi Ibrahim a.s. ketika berkata:
Ya Tuhan perlihatkan kepadaku bagaimana Tuhan menghidupkan orang yang telah
mati? Tuhan bertanya: Apakah anda tidak percaya? Jawab Ibrahim a.s.: Benar aku
telah percaya, tetapi supaya lebih tenteram hatiku. Dan semoga Allah merahmati
Nabi Luth a.s. ketika akan berlindung kepada pelindung yang kuat. Dan andaikan
aku tinggal dalam penjara selama Nabi Yusuf, niscaya segera aku sambut panggilan
raja. (Bukhari, Muslim).
93. حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مَا مِنَ
الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلاَّ أُعْطِيَ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ،
وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُهُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو
أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أخرجه
البخاري في: 66 كتاب فضائل القرآن: 1 باب كيف نزول الوحي وأول ما نزل
93.
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw.
bersabda: Tiada seorang nabi melainkan telah diberi mu'jizat yang karenanya
orang-orang percaya kepadanya, sedang yang diberikan Allah kepadaku berupa wahyu
(Alqur'an) yang diturunkan kepadaku, maka aku berharap semoga akulah yang
terbanyak pengikutnya pada hari qiyamat. (Bukhari, Muslim).
Sebab mu'jizatul
qur'an akan tinggal tetap hingga qiyamat.'
94. حديث
أَبِي مُوسَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ثَلاَثَةٌ لَهُمْ
أَجْرَانِ، رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمَنَ بِنَبِيِّهِ وَآمَنَ بِمُحَمَّدٍ
صلى الله عليه وسلم، وَالْعَبْدُ الْمَمْلُوكُ إِذَا أَدَّى حَقَّ اللهِ وَحَقَّ
مَوَالِيهِ، وَرَجُلٌ كَانَتْ عِنْدَهُ أَمَةٌ فَأَدَّبَهَا فَأَحْسَنَ
تَأْدِيبَهَا، وَعَلَّمَهَا فَأَحْسَنَ تَعْلِيمَهَا ثُمَّ أَعْتَقَهَا
فَتَزَوَّجَهَا فَلَهُ أَجْرَانِ أخرجه
البخاري في: 3 كتاب العلم: 31 باب تعليم الرجل أَمَته وأهله
94. Abu Musa r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tiga macam orang yang akan mendapat pahala
lipat dua kali:
- Seorang ahlil kitab yang dahulu percaya kepada nabinya, kemudian lalu beriman kepada Nabi Muhammad saw.
- Dan hamba sahaya yang menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan kewajiban terhadap majikannya.
- Dan seorang majikan yang memiliki budak wanita dididik dengan baik, dan diajar agama sebaik-baiknya kemudian dimerdekakan lalu dikawininya, maka mendapat pahala lipat dua kali.
(Bukhari,
Muslim)
95. حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ
حَكَمَا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ
الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ أخرجه
البخاري في: 34 كتاب البيوع: 102 باب قتل الخنزير
95.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, hampir akan turun kepadamu Nabi
Isa putra Maryam sebagai hakim yang adil, lalu ia memecah semua salib dan
membunuh babi, dan menghapuskan cukai, dan berlimpah harta kekayaan sehingga
tiada seorang pun yang akan menerimanya. (Bukhari, Muslim). Ya'ni
sedekah.
96. حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
أخرجه
البخاري في: 60 كتاب الأنبياء: 49 باب نزول عيسى ابن مريم عليهما السلام
96.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Bagaimanakah kamu, jika turun kepadamu Isa putra Maryam a.s. sedang
imam (pimpinanmu) tetap dari kamu sendiri. (Bukhari, Muslim).
97. حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لاَ
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ
وَرَآهَا النَّاسُ آمَنُوا أَجْمَعُونَ، وَذَلِكَ حِينَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا
إِيمَانُهَا ثُمَّ قَرَأَ الآية أخرجه
البخاري في: 65 كتاب التفسير: 6 سورة الأنعام: 9 باب هلمّ شهداءكم
97.
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw.
bersabda: Tidak akan tiba hari qiyamat sehingga matahari terbit dari barat, maka
bila terbit dari barat, dan dilihat oleh orang-orang segera mereka beriman
semuanya, dan di saat itu tidak berguna iman yang baru, jika dahulunya sebelum
itu tidak beriman. Kemudian Nabi saw. membaca ayat 158 surat Al-An'aam: "Pada
hari tibanya salah satu ayat (bukti) yang telah ditentukan oleh Tuhanmu, maka
tidak akan berguna iman yang baru bagi orangnya jika dahulunya (sebelum itu) ia
tidak beriman. (Bukhari, Muslim).
98. حديث
أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه، قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ وَرَسُولُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم جَالِسٌ، فَلَمَّا غَرَبَتِ الشَّمْسُ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ هَلْ
تَدْرِي أَيْنَ تَذْهَبُ هذِهِ قَالَ قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ:
فَإِنَّهَا تَذْهَبُ تَسْتَأْذِنُ فِي السُّجُودِ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَكَأَنَّهَا
قَدْ قِيل لَهَا ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا ثُمَّ
قَرَأَ (ذَلِكَ مُسْتَقَرٌّ لَهَا) أخرجه
البخاري في:97 كتاب التوحيد: 22 باب وكان عرشه على الماء وهو رب العرش
العظيم
98.
Abu Dzar r.a. berkata: Ketika aku masuk
masjid, Rasulullah saw. sedang duduk, dan ketika terbenam matahari Nabi saw.
bersabda: Hai Abu Dzar tahukah anda ke mana matahari itu pergi? Jawabku: Allahu
warasuluhu a'lam. Maka sabda Nabi saw.: Dia minta izin kepada Tuhan untuk sujud,
lalu diijinkan terbit kembali, dan akan tiba masa diperintahkan kepadanya:
Kembalilah dari mana anda datang, sehingga ia terbit dari barat (tempat
terbenamnya). Dan itulah tempatnya. (Bukhari, Muslim).
99. حديث
عَائِشَةَ أُمّ الْمُؤُمِنِينَ قَالتْ: أَوَّلُ مَا بُدِىءَ بِهِ رَسُولُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم مِنَ الْوَحْيِ الرؤيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ، فَكَانَ لاَ
يَرَى رُؤْيَا إِلاَّ جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ، ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ
الْخَلاَءُ، وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ، وَهُوَ
التَّعَبُّدُ، اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى
أَهْلِهِ، وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ
لِمِثْلِهَا، حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارٍ حِرَاءٍ؛ فَجَاءَهُ
الْمَلِكُ فَقَالَ اقْرَأْ، قَالَ: مَا أَنَا بِقَارِيءٍ، قَالَ: فَأَخَذَنِي
فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ
قُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِيءٍ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ
مِنَّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ، فَقُلْتُ: مَا أَنَا
بِقَارِيءٍ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ:
(اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الأكْرَمُ) فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَرْجُفُ
فُؤَادُهُ، فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ، فَقَالَ: زَمِّلُونِي
زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ، فَقَالَ لِخَدِيجَةَ،
وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَقَالَتْ خَدِيجَةُ: كَلاَّ
وَاللهِ، مَا يُخْزِيكَ اللهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ
الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِين عَلَى نَوَائِبِ
الْحَقِّ فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ
بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ، وَكَانَ امْرءًا
تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِيَّ
فَيَكْتُبُ مِنَ الإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكْتُبَ،
وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ، فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ: يَا ابْنَ عَمِّ
اسْمَعْ مِنَ ابْنِ أَخِيكَ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ: يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى
فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِخَبَرِ مَا رَأَى فَقَالَ لَهُ
وَرَقَةُ: هذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللهُ عَلَى مُوسَى صلى الله عليه
وسلم، يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا، لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ
قَوْمكَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: أَوَ مُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ
نَعَمْ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلاَّ عُودِيَ، وَإِنْ
يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرُكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
أخرجه البخاري في: 1 كتاب بدء الوحى: 3 باب حدثنا يحيى ابن بكير
99.
Ummul mu'minin, A'isyah r.a. berkata:
Pertama turunnya wahyu kepada Nabi saw. berupa mimpi yang baik dan tepat, maka
ia tiap mimpi pada waktu malam, terjadilah pada esok harinya bagaikan pastinya
terbit fajar subuh, kemudian digemarkan untuk menyendiri di gua Hjraa', di sana
ia beribadat beberapa hari dengan malamnya sebelum kembali kepada isterinya
untuk berbekal dan kembali ke tempat khalwatnya, kemudian kembali kepada
isterinya Siti Khadijah dan berbekal pula seperti yang semula, sehingga tibalah
masa turunnya wahyu yang hak ketika Nabi di gua Hiraa', maka datanglah Malaikat
dan menyuruh kepadanya: Iqra' (bacalah). Nabi saw. berkata: Ma ana
biqaari' (Aku tidak dapat membaca), tiba-tiba Malaikat itu mendekapnya
sehingga habis tenaganya, kemudian dilepas dan diperintah: Iqra'. Dijawab: Aku
tidak dapat membaca. Maka didekap ia kedua katinya sehingga terasa payah,
kemudian dilepas dan diperintah: Iqra (bacalah). Dijawab: Ma ana biqaari' (Aku
tidak dapat membaca), maka didekap untuk ketiga kalinya, kemudian dilepas dan
diperintah Iqra' bismi rabbikal-ladzi khalaq, khalaqal insaana min alaq, iqra'
warabbukal akram, (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, menjadikan
manusia dari sekepal darah, bacalah dan Tuhanmu yang termulia).
Maka
kembalilah Rasulullah saw. dengan hati yang gemetar, sehingga sampai ke rumah
Khadijah binti Khuwailid r.a. dan berkata. Selimutilah aku (Zammiluni,
zammiluni), lalu diselimuti dan ditenangkan hingga hilang rasa takut dan
gemetarnya, lalu Nabi saw. bersabda pada Khadijah sesudah menceritakan semua
kejadian yang terjadi padanya: Saya kuatir atas diriku. Jawab Khadijah untuk
menenangkan hatinya: Tidak, jangan kuatir, demi Allah, Allah tidak akan
menghinakan anda untuk selamanya, anda selalu menghubungi famili kerabat, dan
suka menanggung kesukaran yang berat, dan membantu pada orang yang fakir miskin,
dan menjamu tamu, dan membantu meringankan penderitaan yang hak.
Kemudian
Khadijah membawanya ke rumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abduluzza sepupu
Siti Khadijah. Waraqah seorang yang telah masuk Nasrani di masa Jahiliyah, dan
biasa menulis injil yang berbahasa Ibrani, dan ia seorang yang telah tua bahkan
buta, maka berkata Khadijah: Hai Ibn Am, dengarkanlah apa yang diutarakan oleh
kemanakanmu ini. Waraqah berkata: Hai kemanakan, apakah yang telah anda alami?
Maka Nabi saw. memberitakan semua yang dialaminya dan dilihatnya. Lalu berkata
Waraqah: Itu Malaikat yang telah diturunkan oleh Allah kepada Musa, aduhai
andaikan aku masih muda kuat, semoga aku masih hidup ketika anda diusir oleh
kaummu. Nabi saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusir aku? Jawab Waraqah: Ya,
tiada seorang pun yang mengajar kepada kaumnya seperti ajaranmu itu melainkan
dimusuhi, dan sekiranya aku mendapati saat itu pasti aku akan membantu padamu
bantuan yang sepuasnya dan sangat gemilang. (Bukhari,
Muslim).
100. حديث
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ، قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ
الْوَحْيِ، فَقَالَ فِي حَدِيثِهِ: بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا
مِنَ السَّمَاءِ فَرَفَعْتُ بَصَرِي فَإِذَا الْمَلكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ
جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، فَرُعِبْتُ مِنْهُ،
فَرَجَعْتُ، فَقُلْتُ: زَمِّلُونِي، فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى (يأَيُّهَا
الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ) إِلَى قَوْلِهِ: (وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ) فَحَمِيَ
الْوَحْيُ وَتَتَابَعَ أخرجه
البخاري في: 1 كتاب بدء الوحى: 3 باب حدثنا يحيى ابن بكير
100.
Jabir bin Abdullah Al-Anshari r.a. ketika menceritakan turunnya wahyu berkata:
Nabi saw. bersabda: Ketika aku berjalan, tiba-tiba mendengar suara orang dari
langit, maka melihat ke atas, mendadak Malaikat yang datang kepadaku di gua
Hiraa duduk di kursi di antara langit dan bumi sehingga aku merasa sangat
gentar, dan kembali ke rumah minta dikemuli (zammiluni, zammiluni), maka Allah
menurunkan kepadaku: "Ya ayyuhal
muddatstsir, Qum fa andzir, Wa rabbaka fakabbir, wa tsiyabaka fathahhir,
Warrujza fahjur (Wahai orang yang bersel-mut. Bangunlah dan peringatkanlah. Dan
nama Tuhanmu agungka-lah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan semua berhala
tinggalkanlah). Kemudian lalu berturut-turut turunnya wahyu dan membanyak.
(Bukhari, Muslim). Ya'ni lebih sering turun.